Minggu, 13 November 2011

Surat yang tak Tertulis

Dari ibu untuk anaknya

Assalamu'alaikum wr. wb.
apa kabarmu hari ini anakku..??

Kehadiramu selalu ku tuggu,,
saat dalam kandungan, Aku terus merindukanmu,
Aku tetap bersabar meskipun terasa berat, tidak nyaman dan seakan tak kuat lagi, Terasa amat sakit Saat engkau menendang-nendang perutku, tapi Aku selalu terseyum bahagia menghadapi itu, karena itu berarti engkau telah tumbuh di dalam rahimku.

Saat melahirkanmu, kupertaruhkan Hidup Matiku, Fisikku seolah tak mampu lagi menahan rasa yang teramat sakit. Tapi aku berusaha bertahan demi bisa melihat wajah kecil mungilmu,

Saat engkau telah terlahir, aku selalu menggendongmu, memeluk dan menciummu, itu semua terasa menyeangkan bagiku. Sampai kamu tumbuh menjadi balita, aku menyuapimu, menimangmu setiap saat, membersihkan kotoranmu, memandikanmu dan mengajarimu berjalan, semua itu aku lakukan dengan penuh kebahagiaan, maskipun dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi itu.

Aku menyekolahkanmu agar kamu menjadi anak yang berilmu, aku mengajakmu belajar dan bermain, mengajarimu sholat dan berpuasa. Menceritakan sebuah dongeng sebelum kamu tidur. Saat kamu tertidur, aku selalu menengokmu untuk memastika kamu bisa tidur nyenyak. Aku bekerja siang malam demi meuruti keinginanmu, mambelikanmu mainan dan memenuhi segala kebutuhanmu. Bangun pagi sekali untuk meyiapkan sarapanmu.

Saat engkau samakin tumbuh, engkau mulai malu untuk kupeluk, tapi itu kuanggap sebuah kawajaran. Menyanangkan melihatmu bisa bermain dan bercanda dengan teman-temanmu, tapi yang aku khawatirkan engkau jadi malas belajar dan beribadah (semoga saja tidak).

Saat engkau butuh sesuatu, engkau memintanya dengan nada yang keras, tapi aku berusaha menjawabnya dengan lembut.

Saat aku menyuruhmu membelikan sesuatu di toko sebelah, kamu menolaknya, tapi aku tak pernah memarahimu.

Saat aku mengigatkamu akan kesalahan, kamu malah mambatahya, tapi aku tidak akan pernah berhenti mengingatka kesalahanmu.

Saat aku menunjukan jalan kebenaran padamu, kamu malah memilih jalanmu sendiri, mengikuti teman-temanmu dan lebih percaya dengan mereka daripada aku (Ibumu sendiri), tapi aku akan terus berusaha menunjukan jalan yang benar padamu. Aku akan selalu ada untukmu.

Kini kamu telah beranjak dewasa, kamu mulai bisa berfikir tentang jalan hidupmu sendiri. Tapi aku akan selalu membantumu menentukan jalan hidup yang benar yang diridhohi Allah SWT. Aku memasukkanmu ke universutas pilihanmu agar engkau bisa belajar dengan benar dan menjadi orang sukses dikemudian hari. Meskipun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk itu. Hingga engkau telah berkeluarga, perhatianmu mulai beralih ke keluargamu yang baru. Untuk menengok sekedar menanyakan keadaanku pun mulai jarang kamu lakukan, tapi aku berusaha memakluminya karena memang keluargamu adalah tanggung jawabmu dan jangan sampai kamu menyia-nyiakan mereka.
Do’a tulus dariku kupanjatkan agar engkau selalu menjadi anak yang taat beribadah, berguna bagi agama dan bangsa dan menjadi seseorang yang bisa menjadi panutan di dalam keluarga.
Itulah pengorbananku, merawatmu sejak dalam kandungan hingga dewasa. Semuanya kulakukan dengan ketabahan dan keikhlasan. Atas semua itu aku tidak menuntut imbalan apapun darimu, aku hanya ingin kamu tahu bahwa semua itu aku lakukan karena aku menyayangimu wahai anakku,,


Salam, Ibumu

1 komentar:

Millatul Khasanah mengatakan...

subhanalloh..
membaca artikel anta yg satu ini membuat ana ingin segera memeluk erat umi ana..
subhanalloh..

Posting Komentar